0
SINGAPURA - Akhir pekan lalu menjadi hari yang membahagiakan bagi penyanyi asal Swedia Maher Zain. Konser tunggalnya yang dihelat di Singapore Expo, Singapura, berjalan dengan lancar dan tertib. Sebanyak 8.000 lembar tiket sold out. "Tentu saya sangat happy. Itu benar-benar rahmat dari Allah," katanya kepada Jawa Pos yang menyaksikan langsung pertunjukan tersebut.
Singapura bukanlah satu-satunya negara dengan jumlah muslim minoritas tempat Maher melakukan konser tunggal. Dia pernah menyinggahi beberapa negara, seperti Swedia, Kanada, Australia, Inggris, dan Amerika Serikat, untuk show. Hasilnya memuaskan.
Maher membawakan total 13 lagu dalam acara berdurasi tiga jam tersebut. Di antaranya, Insha Allah, Thank You Allah, Baraka Allahu Lakuma, For The Rest of My Life, dan The Chosen One. Dalam kesempatan itu, dia juga menyanyikan lagu berbahasa Indonesia. Yakni, Sepanjang Hidup yang merupakan terjemahan For The Rest of My Life dan Insha Allah versi Indonesia.
Menurut Maher, dirinya menyanyikan lagu berbahasa Indonesia karena mengagumi negara yang memiliki jumlah umat muslim terbanyak di dunia tersebut. Bahkan, rencananya, Sony Music Indonesia selaku label yang menaungi Maher akan mendatangkan penyanyi itu pada Oktober mendatang untuk tampil sendiri.
"Jujur, saya sangat menanti masa-masa itu. Tentu menyenangkan karena bisa tampil di depan saudara-saudara di negara yang mayoritas beragama Islam," katanya.
Kebahagiaan Maher tidak berhenti sampai di situ. Berkat penjualan albumnya yang dinilai fenomenal, dia dianugerahi Double Platinum Award oleh Sony. Penghargaan tersebut diserahkan secara langsung oleh Managing Director Sony Music Indonesia Toto Widjojo beberapa jam sebelum konser dimulai.
"Maher Zain adalah musisi islami yang membawa napas baru dalam dunia musik religi dengan lirik dan irama yang menyentuh kalbu," papar Toto.
"Terima kasih. Ini penghargaan yang sangat berkesan bagi saya. Semoga ini semakin memacu saya untuk menghasilkan karya-karya yang lebih baik lagi. Terima kasih Indonesia. Saya cinta kalian," ungkap penyanyi yang lahir di Tripoli, Lebanon, 16 Maret 1981, tersebut.
Kecintaan Maher kepada Indonesia tidak hanya diucapkan lewat kata-kata. Dia mengungkapkan kecintaannya itu dengan banyak belajar bahasa, budaya, dan kuliner Indonesia.
"Saya bisa mengucapkan dan mengerti beberapa kata, seperti halo mas bro, kita kembali setelah yang satu ini, saya cinta kalian, dan beli yang asli, bukan bajakan," paparnya.
Lagu-lagunya punya cerita. Khusus For The Rest of My Life, kata Maher, lagu tersebut dibuat untuk sang istri yang tidak mau disebutkan namanya. "Lagu itu saya ciptakan dan dedikasikan bagi istri saya yang mau menemani dalam suka dan duka," ujarnya.
Maher merupakan sosok yang tertutup kala membicarakan masalah pribadi. Penyanyi yang juga menjadi produser musik itu hanya mau berbagi sedikit informasi tentang kesehariannya. "Saya adalah seorang ayah dan suami yang menomorsatukan keluarga. Sebab, mereka merupakan segalanya bagi saya," terangnya.
Saat bersama keluarga, Maher biasa melakukan apa saja. Di antaranya, menonton film, menyanyi, dan berolahraga. "Pasti itu merupakan saat-saat yang indah," katanya.
Dengan rasa cintanya yang tinggi kepada keluarga, Maher bisa merangkai kata-kata indah menjadi bait lagu. "Menurut saya, inspirasi membuat lagu bisa datang dari mana saja, dari rasa cinta kepada Allah, orang tua, istri, anak, dan bahkan sahabat," jelasnya.
Maher menyatakan, saat mendapat inspirasi, dirinya tidak butuh waktu lama untuk menyelesaikan satu bait lagu. "Satu sampai tiga hari bisa selesai," katanya. (panji dwi anggara/c12/ayi)
Source: http://www.jpnn.com/